tutusberita :
Soal elektabilitas alias tingkat keterpilihan, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) belakangan selalu unggul dalam berbagai hasil survei. Bahkan tren kenaikan elektabilitas Jokowi terus menanjak.
Berbagai survei mengunggulkan mantan wali kota Solo itu akan menjadi capres dengan pemilih yang terbanyak jika pemilih digelar saat survei dilaksanakan.
Namun, ada juga survei yang mencoba memotret tidak hanya dari pendekatan elektabilitas saja. Hasilnya, dalam beberapa kategori, Jokowi kalah dari Prabowo, Megawati, Mahfud MD, Jusuf Kalla, bahkan dari Rhoma Irama.
Berikut empat survei yang hasilnya tidak mengunggulkan Jokowi.
1. Survei Lembaga Pemilih Indonesia
Lembaga Pemilih Indonesia (LPI) yang digawangi dosen dan pengamat politik Bonni Hargens beberapa kali merilis hasil survei mereka. Metode yang mereka gunakan tidak seperti model survei pada umumnya yang memetakan pendapat rakyat dengan mengambil sampel pemilih dari seluruh wilayah Indonesia.
Dalam rilis hasil survei bulan Mei lalu, LPI melakukan analisis terkait siapa capres yang ideal untuk memimpin Indonesia di Pemilu 2014. Hasilnya nama Rizal Ramli, Mahfud MD dan Sutiyoso yang paling mendekati sosok ideal untuk diusung sebagai presiden.
Direktur LPI Boni Hargens mengatakan, penelitian dilakukan dengan metode kuantitatif dengan kriteria pemimpin berdasarkan 4 kategori, yakni, ideologi, rekam jejak, latar belakang dan kepribadian.
Pemimpin harus menganut ideologi nasionalisme yang bersumber pada pancasila, pemimpin juga harus berprestasi, bersih dari korupsi dan tindak pidana lainnya, jelas Boni saat memaparkan hasil temuan LPI di Galeri Cafe Cikini, Jakarta, Kamis (9/5).
LPI melakukan riset terhadap 11 nama tokoh yang dinilai kuat jika maju sebagai capres dalam pemilu 2014. Mereka adalah Aburizal Bakrie, Megawati Soekarnoputri, Prabowo Subianto, Wiranto, Sutiyoso, Rizal Ramli, Irman Guzman, Gita Wirjawan, Mahfud MD, Marzuki Alie dan Sri Mulyani.
Sementara dalam rilis survei bulan Agustus lalu, LPI memotret tokoh paling berkualitas dari tokoh-tokoh yang digadang-gadang akan bersaing di Pilpres 2014. Megawati dinilai memiliki kadar Keindonesiaan yang paling berkualitas dan menempati posisi nomor satu.
Untuk urutan di bawah Megawati ditempati oleh Bos MNC Group Hary Tanoesoedibjo. Kemudian menyusul Joko Widodo (Jokowi), dan Surya Paloh berada di nomor keempat.
Sedangkan yang tokoh yang dinilai responden terendah adalah Aburizal Bakrie, Ani Yudhoyono, Hatta Rajasa, dan Endriartono Sutarto, ujar Direktur LPI Boni Hargens, Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (28/8).
Dalam survei ini, menurut Boni, dibagi dalam beberapa sub indikator yakni soal wawasan Keindonesiaan, kemampuan memimpin, tidak melakukan KKN, tidak melakukan pelanggaran HAM, reliabilitas, bebas masalah, kemajemukan, menolak negara agama, rekam jejak, visi keindonesiaan.
2. Survei Focus Survey Indonesia
Dalam survei yang dirilis pada awal Agustus lalu, Lembaga Focus Survey Indonesia (FSI) menempatkan Ani Yudhoyono mengungguli Megawati Soekarnoputri dan Joko Widodo dalam tingkat pengenalan (awareness).
Direktur FSI Nelly Rossa Juliana, di Jakarta, Jumat (2/8) menjelaskan untuk tingkat pengenalan (awareness) ke-20 nama tokoh nasional yang layak menjadi capres adalah Ani Yudhoyono (99 persen), Megawati Soekarnoputri (99,50 persen), Jokowi (97,30 persen), Basuki Tjahaja P alias Ahok (97,30 persen), Prabowo Subianto (96,20 persen), Sutiyoso (93,90 persen), Jusuf Kalla (91,40 persen), Aburizal Bakrie (90,50 persen), Sri Sultan Hamengku Buwono X (90,30 persen), Wiranto (87,40 persen), dan Moh Jumhur Hidayat (87,30 persen).
FSI menyelenggarakan survei itu dari 10-28 Juli di 21 provinsi yakni di Aceh, Sumut, Riau, Sumsel, Lampung, di seluruh provinsi di Jawa, Bali, NTB, NTT, Sulsel, Sulut, Kalbar, Kaltim, Kalsel, Maluku, dan Papua. 10.000 Sampel responden yang memiliki hak pilih dalam pemilu yang tersebar di 200 kabupaten/kota dalam 420 kecamatan pada 5.000 kelurahan/desa.
Survei menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan toleransi kesalahan (margin of error) 2,5 persen pada tingkat kepercayaan 98 persen.
3. Survei Pusat Data Bersatu
Dalam hasil survei yang dirilis Februari lalu, Pusat Data Bersatu memang mengunggulkan Jokowi dengan elektabilitas mencapai 29,57 persen.
Elektabilitas Jokowi ini mengalahkan Prabowo Subianto. Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto itu di urutan kedua dengan elektabilitas 19,83 persen. Kemudian, ada Megawati dengan 13,08 persen, Aburizal Bakrie 11,62 persen dan Jusuf Kalla 5,47 persen.
Namun dalam kategori Untuk variabel 'top of mind', Rhoma Irama unggul 25,8 persen mengalahkan Aburizal Bakrie (16,9%), Prabowo Subianto (16,6%), Megawati Soekarnoputri (12,2%), Joko Widodo (8,8%) dan Jusuf Kalla (8,7%).
Indikator untuk mengukur 'capres top of mind' itu adalah pertanyaan kepada responden: Siapa nama calon presiden yang diketahui? Pertanyaan itu kemudian dijawab secara spontan oleh responden dan tanpa ada daftar nama (terbuka).
Pengambilan data dalam survei ini dilaksanakan pada 3-18 Januari lalu, dengan metode wawancara tatap muka terhadap 1.200 responden di 30 provinsi di Indonesia. Responden adalah warga negara yang mempunyai hak pilih, kata Didik Junaidi Rachbini, salah satu pendiri Tim Pusat Data Bersatu (PDB) dalam rilis survei di Hotel Kempinski, Jakarta, Rabu (6/2).
4. Survei Indonesia Network Election Survei
Ini hasil survei terbaru. Indonesia Network Election Survei (Ines) memotret para calon presiden dari sisi gaya memimpin. Hasilnya, Prabowo Subianto juaranya.
Dalam survei tersebut, Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra itu dianggap memiliki gaya kepemimpinan yang diinginkan rakyat. Sebanyak 98,7 persen responden memilih mantan Danjen Kopassus tersebut.
Prabowo Subianto memiliki gaya kepemimpinan tegas, jujur, tidak peragu, bersih dari korupsi, serta berpihak pada rakyat kecil, jelas Direktur Data Ines, Sutisna saat memaparkan hasil surveinya di Jakarta, Kamis (5/9).
Dari survei tersebut, Selain Prabowo, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri berada di posisi kedua dengan perolehan 96,9 persen, Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sebanyak 95,2 persen, dan Jokowi (93,7 persen).
Sementara Wiranto yang sudah ditetapkan sebagai capres oleh Partai Hanura hanya memiliki tingkat leadership hanya 91,4 persen, kata Sutisna.
Dalam hasil survei juga disebutkan, Hatta Rajasa yang juga calon dari Partai Amanat Nasional (PAN) hanya sebesar 91,4 persen, sementara Aburizal Bakrie capres dari Partai Golkar mempunyai tingkat leadership sebesar 90,8 persen. Sedangkan Gita Wirjawan sebesar 72,8 persen serta Endriarto Sutarto sebesar 69,6 persen.
merdeka.com
Jumat, 06 September 2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar