Springer swims with her baby recently in British Columbia.
Pada tahun 2002, seorang pembunuh paus muda bernama Springer diperkenalkan kembali ke pod nya di bagian utara Pulau Vancouver (peta), Kanada, setelah dia ditemukan yatim di Puget Sound (peta), sekitar 300 mil (480 kilometer) selatan dari rumahnya.
Tak ada yang tahu apakah langkah itu akan menyakiti ikan paus atau peluangnya untuk mengintegrasikan kembali ke pod dan satu hari menjadi seorang ibu yang sehat.
Menemukan Springer dengan bayinya adalah "tanda akhir yang seluruh reintroduksi ini sukses. Itu sangat menarik," kata Graeme Ellis, seorang teknisi penelitian dengan Kelautan dan Perikanan Biological Station Kanada Pasifik. Ellis kali melihat orca 13 tahun dan betis minggu lalu di pantai tengah British Columbia saat melakukan survei foto tahunan paus.
"Betis nya sehat dan aktif dan energik," kata Ellis, yang memperkirakan bahwa pembunuh bayi ikan paus adalah sekitar tujuh kaki (dua meter).
"Apa yang dia lakukan dalam hal memiliki bayi ini adalah memastikan kelangsungan keturunan ibu nya ke masa depan," tambah Paul Spong, direktur penelitian stasiun OrcaLab off utara Pulau Vancouver. Spong membantu memfasilitasi reintroduksi Springer, yang melibatkan Amerika Serikat dan Kanada instansi pemerintah, Vancouver Aquarium, yang Namgis First Nation, kelompok nirlaba, dan individu.
"Ini adalah konfirmasi segala sesuatu yang [orca-penelitian] masyarakat percaya tentang kemungkinan dia kembali datang dan melanjutkan hidup normal."
Sedikit Orca Annie
Springer, dijuluki "Sedikit Orca Annie" oleh pers, menjadi berita besar ketika dia ditemukan berkeliaran di perairan Seattle pada bulan Januari 2002. The Seattle Times menggambarkan paus tunggal sebagai memiliki "kulit buruk, cacing dalam tinja dan bau mulut."
Tidak hanya kesehatannya yang buruk, tapi begitu pula keterampilan sosialnya, kata John Ford, kepala Program Penelitian Cetacean dengan Perikanan dan Laut Kanada, yang terlibat dalam reintroduksi Springer.
"Dia sangat kesepian-ini adalah hewan-dan sangat sosial sehingga ia mulai berinteraksi dengan potongan kayu apung dan kapal dan menjadi cukup terpaku pada mereka."
Berdasarkan vokalisasi yang berbeda itu, peneliti paus mampu mengidentifikasi dirinya sebagai anggota pod A4 Utara Resident paus pembunuh di utara British Columbia.
Paus pembunuh adalah hewan sosial kompleks yang bepergian dalam polong individu terkait erat. Setiap pod memiliki "dialek." Sendiri
"Kami kemudian mampu membuat pertandingan dengan foto-foto ini paus kecil kecil yang telah kehilangan ibunya kembali pada tahun 2001," kata Ford.
Sedikit Orca Annie diidentifikasi sebagai paus A73, A45 yang ibunya belum kembali dengan bayinya ke Selat Johnstone musim panas sebelumnya dan diperkirakan tewas.
Muda paus "prospek masa depan tidak tampak hebat, jadi ada keputusan pada bulan Juni [2002] untuk campur tangan," kata Ford.
Setelah dirawat kembali ke kesehatan dalam sebuah kandang laut di sebuah stasiun penelitian pemerintah di Manchester, Washington, Springer diangkut pada bulan Juli 2002 melalui catamaran berkecepatan tinggi kembali ke perairan asalnya, di mana dia menghabiskan hari di pena jaring apung sebelum dilepaskan kembali ke pod nya.
Hubungan Keluarga
Ketika ahli biologi kelautan pertama kali dirilis Springer, ia berlari ke sepotong mengambang kayu apung dan mulai bergesekan itu, daripada bergabung dengan kerabatnya yang bersuara dekatnya.
"Kami sangat prihatin pada saat itu," kata Ford, yang ingat dia terus terpaku pada kapal pada rilis juga.
Namun, selama beberapa minggu ke depan, Springer menjadi lebih terintegrasi dengan klan-nya dan akhirnya mulai perjalanan dengan kerabatnya terdekat darah di pod A4, bibi besar dan bibi keturunan-setara dengan sepupu kedua.
"Berhasil kawin dan memiliki betis dalam populasi berarti bahwa dia sepenuhnya diterima dan bagian dari dinamika sosial penduduk," kata Ford.
"Ini memberi kita harapan bahwa jika peristiwa semacam itu terjadi di masa depan, asalkan semua bit tepat berada di tempat-yaitu, mengetahui siapa hewan dan apa kelompok itu berasal dari-bahwa jenis usaha bisa sukses."
nationalgeographic.com
0 komentar:
Posting Komentar