tutusberita :
Brigade 49 dari Divisi V bisa dibilang pasukan kebanggaan
Inggris. Mereka dijuluki "Fighting Cock". Tapi dalam pertempuran
berdarah di Surabaya pada November 1945, nyaris kalah dari arek-arek
Suroboyo.
Saat pasukan Inggris datang ke Indonesia, sudah ada
dua jendral tewas dan dimakamkan di Jakarta. Dua jenderal itu adalah
Brigjen Robert Guy Loder Symonds dan Mallaby yang kini makannya berada
di Commonwealth War Cemetary, Menteng Pulo, Jakarta Pusat.
Sebelum
bergerak ke Surabaya, sepak terjang pasukan ini dikenal menakutkan.
Pasukan elite ini berhasil merebut satu per satu wilayah Burma pada
1944, dengan sistem gerilya hutan. Tapi di Surabaya, pasukan kebanggaan
inggris mendapat perlawanan berbeda.
Arek-arek Suroboyo yang
nekat masuk ke pos-pos Inggris berhasil meledakkan granat. Mungkin
inilah yang menjadi ketakutan Brigade 49 untuk 'menduduki' Surabaya.
Dalam kondisi rusak mental inilah, pasukan Brigade 49 mulai
teriak-teriak ke markas mereka di Jakarta bahwa mereka sudah terdesak.
Brigade
49 dikenal rapi menyimpan isu kekalahan Inggris atas Indonesia. Berita
kekalahan ini tidak popular. Bahkan pemimpin di Jakarta juga tidak
begitu mengetahui perkembangan perang di Surabaya. Kala itu para
pimpinan di Jakarta meremehkan perlawanan orang Surabaya, dan
beranggapan bahwa perang akan dimenangkan oleh Inggris.
Panglima
Admiral Heifrich akhirnya menemui Presiden Soekarno. Heifrich mengakui
sendiri dalam buku biografinya, keputusan untuk menghentikan perang
satu-satunya hanya pada Presiden Soekarno.
Apa yang dilakukan
Heifrich kali ini diperhatikan sangat aneh untuk watak Inggris yang amat
ksatria. Karena saat ultimatum, Inggris sempat menganggap Pemerintahan
Republik Indonesia tidak ada, lantas setelah pasukan Brigade 49 sudah
kalah dan terjepit ia minta tolong pada Soekarno.
Di sini
kesalahan Soekarno paling fatal. Dia masih termakan bujuk rayuan bahwa
sekutu adalah pihak yang menang perang dan merupakan alat yang baik
untuk berdiplomasi dengan Belanda. Soekarno sebenarnya tidak paham
mengenai kekuatan bangsanya sendiri. Dia tidak langsung melihat
pertempuran, jalan diplomatiknya yang dipilih merupakan blunder besar
dalam perang Kemerdekaan 1945 sampai 1949.
Pelajaran dari sejarah
ini adalah ketika kita sudah pada situasi perang, janganlah kita
hentikan dengan diplomasi, janganlah kita memberikan tempat pada lawan.
sumber : merdeka.com
Minggu, 10 November 2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
Agen Togel Online Terbesar Dan Terpercaya Dengan Pelayanan Sopan dan Tercepat.. Bolavita Merupakan Agen Togel Online Dengan Memberikan Potongan Angka Yang Besar,, Jangan Tunggu lagi Teman" Untuk Bergabung Bersama Bolavita..
Register Free, Ayuk Hubungi >>
• Sabung Ayam
• Bola
• Tangkas
• Casino
• Tembak Ikan
• Poker
• SLOT (Play1628)
• WM Casino
Indo Lebih Lanjut dapat Hub >> www(.)bolavita(.)site
BBM: Bolavita
WA: +62812-2222-995
Line: cs_bolavita
https://bolavitasport.news/2019/01/22/prediksi-bola-getafe-vs-valencia-23-januari-2019/
Posting Komentar